Mengatualakan energi terbarukan adalah salah satu cara untuk mengurangi ketergantungan kita pada bahan bakar fosil, yang dapat membahayakan lingkungan. Bayangkan Anda sedang merancang rumah Anda sendiri, dan Anda harus memilih antara menggunakan listrik dari sumber daya terbarukan atau listrik dari PLTA. Jika Anda memilih sumber daya terbarukan, maka Anda telah membuat keputusan yang baik untuk lingkungan.
Tantangan Mengatalakan Energi Terbarukan
Ada beberapa tantangan yang harus diatasi dalam mengatalakan energi terbarukan. Pertama, kecerahan sumber daya terbarukan masih belum memadai untuk memenuhi kebutuhan listrik yang tinggi. Misalnya, produksi solar dan wind power masih hanya sekitar 3-4% dari total produksi energi dunia. Kedua, biaya produksi sumber daya terbarukan masih lebih mahal daripada biaya produksi PLTA. Ketiga, infrastruktur yang dibutuhkan untuk menghasilkan energi terbarukan masih belum memadai, seperti infrastruktur transmisi dan penyalur listrik.
Dampak Negatif PLTA
- Polusi Udara: Pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTA) dapat menyebabkan polusi udara yang beracun, seperti sulfur dioksida dan partikulat halus.
- Kerusakan Lingkungan: Pembangkit listrik PLTA juga dapat merusak lingkungan karena adanya limbah panas bumi yang dapat menyebabkan perubahan iklim dan kerusakan ekosistem.
- Ketergantungan pada Bahan Bakar Fosil: Meskipun pembangkit listrik PLTA menggunakan sumber energi terbarukan, namun masih dipasok oleh bahan bakar fosil yang tidak ramah lingkungan.
Sehingga, sangat penting bagi kita untuk meneruskan upaya mengatalakan energi terbarukan dan mencari solusi alternatif yang lebih ramah lingkungan. Misalnya, dapat menggunakan teknologi solar panel atau wind turbine untuk menghasilkan energi listrik.
Sejauh ini, kita telah menyadari pentingnya mengatalakan energi terbarukan dan dampak negatif PLTA. Namun, masih banyak hal yang perlu kita lakukan untuk mencapai tujuan ini.